Jakarta: PT Pertamina (Persero) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 95 persen pada 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari Rp15 triliun atau USD1,05 miliar pada 2020 menjadi Rp29,3 triliun atau USD2,05 miliar pada 2021.
“Alhamdulillah di RUPS tadi pagi kita membukukan peningkatan net profit yang hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Kita mencatat Rp29 triliun, keuntungan bersih kita tahun lalu Rp15 triliun, ini Rp29,3 triliun,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dilansir dari Antara, Kamis, 9 Juni 2022.
Pertamina juga mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 39 persen dari USD41,47 miliar pada 2020 menjadi USD57,51 miliar di 2021. Sementara EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) Pertamina juga tumbuh 19 persen dari USD7,95 miliar pada 2020 menjadi USD9,45 miliar.
“Ini lah hasil kerja keras kita di tengah-tengah kondisi yang sangat sulit di 2021,” kata Nicke.
Nicke menyampaikan bahwa Pertamina kenaikan laba bersih hampir dua kali lipat tersebut dilakukan melalui penghematan biaya-biaya pada 2021 yang membantu peningkatan kinerja finansial perusahaan.
Beberapa penghematan yang dilakukan yaitu melalui program cost saving yang jumlahnya mencapai USD1,3 miliar, program cost optimization yang berhasil menghemat USD2,2 miliar, program cost avoidance hingga USD350 juta, dan adanya program revenue enhancement yang mencapai USD0,5 miliar.
Nicke menegaskan pada 2021 di mana pandemi covid-19 masih berlangsung, khususnya pada saat gelombang mutasi virus alfa menyerang pertengahan 2021, Pertamina mengalami penurunan permintaan BBM yang sangat signifikan akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Dia menerangkan cara Pertamina bisa bertahan selama pandemi covid-19 melanda adalah dengan melakukan efisiensi. “Bagaimana kita melakukan efisiensi besar-besaran di 2021. Karena kita sampaikan untuk bisa survive dalam kondisi ini hanya satu, efisien,” pungkasnya.